Rabu, 28 Desember 2011

PENANGANAN DI TINGKAT KELUARGA KASUS BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)


  1. PENDAHULUAN
Empat masalah gizi yang ada di Indonesia saat ini , salah satunya yakni Kurang Energi Protein (KEP). Permasalahan ini memang sangat komplek, karena banyak faktor yang menyebabkan mulai dari konsumsi makanan, penyakit infeksi menahun, merupakan sebab secara langsung dan yang tidak langsung seperti bencana kemiskinan kelaparan dan sebagainya.
Masalah gizi pada bayi dan balita sangat identik dengan negara miskin dan berkembang yang berpengaruh pada tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak berhubungan dengan gizi kurang dan gizi buruk.
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 terdapat 13% balita memiliki berat badan kurang dan 4.9% dengan berat badan sangat kurang.
Sesuai dengan rencana Pembangunan jangka Menengah (RPJPM) 2010—2014 antara lain bertujuan menurunkan angka kematian bayi dan penurunan prevalensi  gizi kurang maka pemerintah menetapkan Rencana Startegi Kementerian Kesehatan dengan berbagai indikator keluaran yang harus dicapai.
Untuk menanggulangi masalah gizi ini diperlukan tata laksana yang komprehensif mulai dari tingkat keluarga, masyarakat melalui posyandu, Puskesmas sebagai pelayanan tingkat pertama, dan rumah sakit sebagai tempat rujukan kasus. Model pelayanan dapat berupa rawat jalan maupun rawat inap tergantung kondisi kasus.

  1. PENGERTIAN
KEP adalah Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Orang yang mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan hanya tampak kurus. Namun gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : marasmus, Kwashiorkor dan marasmic-kwashiorkor.

  1. TANDA –TANDA KLINIS
MARASMUS
Gejala klinis :
§         Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit
§         Wajah seperti orang tua
§         Cengeng, rewel
§     Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada  (pakai celana longgar-baggy pants)
§         Perut umumnya cekung
§         Iga gambang
§         Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) dan diare
 
KWASHIORKOR
Gejala klinis :
§         Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
§         Wajah membulat dan sembab
§         Pandangan mata sayu
§         Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,rontok
§         Perubahan status mental: apatis & rewel
§         Pembesaran hati
§         Otot mengecil (hipotrofi)
§         Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg meluas & berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
§         Sering disertai: peny. infeksi (umumnya akut), anemia, dan diare
MARASMUS – KWASHIORKOR
Gambaran klinik merupakan campuran dar beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan BB/TB <-3 SD disertai edema yang tidak mencolok

  1. PENYEBAB KEP
§         Penyebab Langsung
1.      Makan makanan dengan gizi tidak seimbang
2.      Penyakit Infeksi
§         PENYEBAB TIDAK LANGSUNG
1.      Tidak cukup persediaan pangan
2.      Pola Asuh anak tidak memadai
3.      Sanitasi dan air bersih/pelayanan kesehatan dasar tidak memadai

  1. PENYAKIT PENYERTA
1.   ANEMIA
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb kurang dari nilai normal.
§         Kadar Hb normal:
            6 bulan – 5 tahun          : 11 g/ dl
            6 tahun – 11 tahun        : 11, 5 g/ dl
            12 tahun – 13 tahun      : 12 g/ dl
§         Gejala klinis :
-         lelah, lesu, lemah,  letih, lalai (5 L)
-         daya tahan terhadap penyakit menurun
-         Bibir tampak pucat
-         Nafas pendek
-         Lidah licin
-         Denyut jantung meningkat
-         Susah buang air besar
-         Nafsu makan berkurang
-         Kadang-kadang pusing, mudah ngantuk
2.   PKTB (Tuberkulosis pada anak)
Gejala klinis :
§         kontak dengan penderita TB/ BTA positif
§         uji tuberkulin positif (> 10 mm)
§         gambaran foto rontgen mendukung TB
§         reaksi kemerahan yang cepat (3-7 hari) setelah imunisasi BCG
§         batuk-batuk > 3 minggu
§         sakit/ demam lama/ berulang tanpa sebab jelas
§         berat badan turun tanpa sebab jelas/ tidak naik dalam 1 bulan (failure to  thrive)
§         pembesaran kelenjar limfe
Bila ditemukan > 3 positif dari tanda-tanda diatas, dianggap TB Paru
3.   PNEUMONIA
Gejala Klinis :
a. Pernafasan cepat dan adanya tarikan dinding dada:
        - < 2 bulan                       : > 60 x/menit
        - 2 bulan – 12 bulan          : ³ 50 x/menit
        - > 12 bulan – 5 tahun      : ³ 40 x/menit
b.  Batuk atau kesulitan bernafas disertai demam
c.   Nafas cuping hidung

  1. EDUKASI UNTUK IBU BALITA
1.      Mekanisme Pelayanan Gizi buruk di Rumah Tangga :
§         Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan berat badannya
§         Ibu hanya memberikan ASI saja sampai 6 bulan kepada bayi
§         Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2 tahun
§         Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan seperti yang dianjurkan
§         Ibu memberikan makanan yang beraneka ragam bagi anggota keluarga lainya
 ( PUGS)
§         Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan / kader bila balita mengalami sakit atau gangguan pertumbuhan
§         Ibu melaksanakan nasehat yang dianjurkan petugas kesehatan
2.      Pemberian Makanan Kepada Anak Sesuai Dengan Umurnya
UMUR
MAKANAN
0-6 bulan
ASI EKSKLUSIF
6-12 bulan
ASI+Makanan Pendamping ASI berupa makanan lumat/lembik
1-2 tahun
ASI+Makanan Keluarga
2 tahun keatas
Makanan Keluarga dan susu

3.      Persiapan Tindak lanjut di Rumah Tangga
        Bila berat badan anak sudah berada pada garis kuning anak dapat dirawat di rumah dan  dipantau oleh tenaga kesehatan Puskesmas yaitu Petugas gizi , Perawat atau Bidan
        Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah pasien dipulangkan dan ikuti  dengan menggunakn  form pemantauan kasus gizi buruk 
4.      Nasehat Kepada Orang Tua
§         Melakukan kunjungan ulang setiap minggu .periksa secara teratur di Puskesmas
§         Pelayanan pemulihan gizi untuk memperoleh PMT- pemulihan
§         Pemberian makanan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat
§         Penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau posyandu
§         Pemberian imunisasi sesuai jadwal
§         Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dengan dosis tinggi sesuai umur, yang dapat diperoleh dari Posyandu pada bulan Pebruari dan Agustus serta Puskesmas setempat setiap waktu.

Daftar Pustaka :
Depkes RI. 1998. ”Pedoman Tata Laksana KEP Pada Anak Di Puskesmas Dan Di Rumah Tangga”. Dirjen. Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Buku 2. Jakarta
__________ 2001. ”Perawatan Kesehatan Anak”. Dalam Diktat Kuliah Akademi Keperawatan Mangkuyudan. Yogyakarta
Dinkes. Prop. DIY. 2007. ”Pelacakan Kasus Balita KEP Berat Di Tingkat Puskesmas”. Dalam Gizi Kita. Vol. 9. No. 4. Yogyakarta
Depkes RI. 2011. ”Pedoman Pelayanan Anak  Gizi Buruk”. Dirjen. Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta
Rumiyaningsih dkk. 2006.  ”Penanganan Balita KEP”. Dalam Modul Diskusi pada Pelatihan Promosi Gizi Seimbang.  diselenggarakan oleh Kanwil. Dinkes. Prop. DIY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar