Minggu, 25 Maret 2012

SEKILAS TENTANG DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)


 I.      Pengertian 
A.    Gambaran Umum
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan ginjal.
DM merupakan salah satu penyakit degeneratif, dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria).

B.     Klasifikasi
1.     DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinyasering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
2.      DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini isebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosadalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
3.      Malnutrition Relatif DM
Diabetes yang berkaitan dengan kekurangan  makanan.
4.      DM Kehamilan (baru diketahui pada waktu hamil)
5.      Type lain termasuk DM syndrom tertentu (DM Sekunder)
Misalnya :
·         Penyakit Pankreas
·         Penyakit Hormonal
·         Karena obat atau zat kimia tertentu
·         Reseptor insulin yang tidak normal
·         Syndroma genetik yang tidak menentu
 C.     Penyebab
1.      Faktor Lingkungan (Obat-obat, virus, toksisitas)
2.      Faktor Genetik (keturunan)
3.      Faktor pencetus, antara lain :
·         Kelebihan makan
·         Kekurangan makan
·         Kegemukan
·         Situasi tegang, stress
·         Serangan jantung
     II.      Gejala
A.          Gejala yang timbul
1.      Triaspoli
2.      Kesemutan
3.      Kulit terasa panas (Wedangan) atau seperti tertusuk-tusuk jarum
4.      Rasa tebal dikulit, sehingga kalau berjalan seperti diatas bantal atau kasur
5.      Kram
6.      Capek
7.      Mudah mengantuk
8.      Mata kabur (sering ganti kacamata)
9.      Gatal disekitar kemaluan terutama wanita
10.  Gigi mudah goyah dan mudah lepas
11.  Impoten
12.  Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi BB Lahir lebih dari 4 kg
 B.           Faktor resiko DM
1.      Kedua orang tuanya mengidap DM
2.      Salah satu orang tuanya atau saudara kandungnya mengidap DM
3.      Salah satu anggota keluarga mengidap DM
4.      Pernah melahirkan bayi dengan BB lahir lebih dari 4 kg
5.    Pada waktu pemeriksaan kesehatan pernah ditemukan kadar glukosa darah melebihi antara 140 – 200 mg/dl
6.   Menderita penyakit lever (hati) yang kronik atau agak berat golongan kortikosteroid, misalnya Prednison, Oradexon, Kenacort, Reumacyl, Kortison, Hydrokortison
7.    Terkena infeksi virus, misalnya virus morbili, virus yang menyerang kelenjar ludah, seperti pada penyakit gondongan.
8.      Terkena obat-obat anti serangga (insectisida)

C.           Pemeriksaan Laboratorium

Kadar Gula Dalam Darah
Darah vena
Darah kapiler
Plasma vena
DM
Puasa
2 Jam PP


> 120 mg%
> 180 mg%

>120 mg%
> 200 mg%

>140 mg%
> 200 mg%
Gangguan Tolerensi Glukosa (GTG)
Puasa
2 jam PP


<120 mg %
> 120 - <180 mg%


<120 mg %
>140 - < 200 mg%


< 140 mg%
> 140 - < 200 mg%
Normal
Puasa
2 jam PP

<100 mg%
< 120 mg %

< 100 mg%
< 140 mg%

< 115 mg%
< 140 mg%

 III.      Terapi Diit
A.          Tujuan Diit
  1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obata penurun glukosa oral dan aktifitas fisik. 
  2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
  3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan/mencapai BB normal
  4. Menghindari dan menangani komplikasi akut pasien yang menggunkan insulin, seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek dan jangka laman serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani 
  5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal
 B.           Prinsip Diit
  1. Jumlah kalori, sesuai dengan yang telah ditentukan
  2. Jadwal makan (3 x selingan) dan (3 x makanan pokok)
  3. Jenis makanan yang dilarang dan dibatasi
a.       Makanan yang dilarang
1)    Makanan yang banyak mengandung gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, syrup, jam, jelly, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, cake, kue manis, dodol, tarcis.
2)    Makanan yang mengandung banyak lemak, seperti cake, makanan siap saji (fast food), goreng-gorengan.
3)      Makanan yang banyak Natrium, seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.
b.      Makanan yang dibatasi
1)   Makanan yang mengandung tepung-tepungan (sumber karbohidrat), seperti nasi, roti tawar, mie, bihun, singkong, ubi, kentang.
2)   Bumbu : kecap asin, kecap manis, petis, maggi, terasi, saos tomat dan bumbu instan lainnya.
3)      Kuning telur dibatasi maksimal 2 – 3 butir seminggu
c.       Makanan yang dianjurkan
1)      Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu
2)    Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan
3)      Sayuran dan buah-buahan segar tertentu dalam jumlah yang telah ditentukan.
C.           Syarat Diit
1.      Energi sesuai kebutuhan untuk mencapai BB normal
2.      Jumlah karbohidrat 60 – 70 % dari total kalori, diutamakan jenis karbohidrat kompleks
3.      Protein 15 – 20 % dari total kalori
4.      Lemak 20 – 25 % dari total kalori
5.      Kolesterol dibatasi 300 mg / hr
6.      Serat (fiber) diberikan tinggi, dianjurkan konsumsi serat ditingkatkan secara bertahap
7.      Dianjurkan untuk membatasi garam
8.      Penggunaan pemanis buatan tidak dianjurkan
9.      Vitamin dan mineral yang cukup
D.          Diit
1.      Diit B, diberikan kepada penderita DM
a.       Tidak tahan lapar dengan diitnya
b.      Mampu atau kaya tetapi kadar kolesterol dalam darahnya tinggi
c.       Mempunyai komplikasi penyempitan pembuluh darah
d.      Telah mengalami komplikasi ginjal
e.       Menderita DM lebih dari 15 Th biasanya mengidap Angiopati Diabetik
2.      Diit B1, diberikan kepada penderita :
a.       Mampu/mempunyai kebiasaan makan tinggi protein, tetapi kadar lemak darah normal
b.      Kurus atau BBR < 90%
c.      Masih muda (perlu pertumbuhan )
d.      Mengalami patah tulang
e.       Hamil dan menyusui
f.  Menderita Hepatitis kronik atau sirosis hepati yaitu kelanjutan hepatitis yang kisut atau mengkerut
g.      Menderita TBC paru
h.      Menderita selulitis atau gangren diabetik
i.        Dalam keadaan pasca bedah
j.    Menderita  penyakit Graves atau Morbus Basedowi yaitu penyakit gondok dengan hormon gondok yang tinggi
k.      Menderita tumor ganas (kanker payudara,kanker rahim)
3.      Diit bulan puasa/ Ramadhan, diberikan kepada penderita:
a.       Penderita tanpa disuntik insulin (dengan obat OHO/ Obat Hipoglikemik oral atau diit saja)
b.      Kadar gula darahnya kurang dari 200 mg/dl pada 2 jam sesudah makan.
4.      Diit B2, diberikan kepada penderita Nefropati Diabetik (manifestasi penyempitan pembuluh darah dalam ginjal, yang akhirnya disusul dengan kegagalan faal ginjal) dengan gagal ginjal kronik sedang, yaitu Nefropati Diabetik Stadium II.
5.      Diit B3 diberikan kepada penderita Nefropati Diabetik dengan gagal ginjal kronik yang berat yaitu Nefropati Diabetik Stadium III.
6.      Diit Be, hanya diberikan kepada penderita DM dengan Nefropati Diabetik Tipe Be Stadium akhir (stadium IV), biasanya faal ginjal sudah sangat jelek.
 E.           Cara penghitungan kalori
Dengan rumus Percentage of Relative Body Weigh (RBW) atau BBR (Berat Badan Relatif)
BB = Berat Badan (Kg)
TB = Tinggi Badan (cm)

Klasifikasi Status Gizi
Berat Badan Relative (BBR)
Undernutrition
Kurus (Underweigh)
Normal (Ideal)
Gemuk (Overweigh)
Obesitas bila BBR > 120%



< 80 %
BBR < 90 %
90 – 100 %
> 110%
Obesitas Ringan BBR 120 – 130%
Obesitas Sedang BBR 130 – 140%
Obesitas Berat BBR >140%
Obesitas Morbid > 200%
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang belkerja biasanya adalah :
·         Kurus  = BB X 40 – 60 kalori /hari
·         Normal = BB X 30 kal sehari
·         Gemuk = BB X 20 kal sehari
·         Obesitas = BB X 10 kal sehari
Jumlah kalori wanita DM yang hamil dan menyusui:
·         Pada kehamilan Trimester I                = {(TB – 100) x 30} + 100 kalori
·         Pada kehamilan Trisemester II            = {(TB – 100) x 30} + 200 kalori
·         Pada kehamilan Trisemester III          = {(TB – 100) x 30} + 300 kalori
·         Pada masa Laktasi- menyusui             = {(TB – 100) x 30} + 400 kalori

 IV.      Komplikasi
A.          Hipoglikemia
Hipoglikemia atau insulin shock merupakan gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusiong-pusing dsb. Hipoglikemia dapat disebabkan karena pemberian insulin yang berlebihan, aktivitas terlalu banyak, tidak makan pada waktunya, atau intek makanan terlalu sedikit. Penderita harus segera diberi roti atau pisang, minum air teh bergula 1 – 2 gelas.
 B.           Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadan dimana keadaan kadar gula darah terlalu tinggi yang disebabkan terlalu sedikitnya insulin atau tanpa insulin tetapi seharusnya perlu suntikan insulin, terlalu banyak makan, ada stres (infeksi), terlalu banyak minum yang manis-manis.
Gejala Koma Diabetik/Hiperglikemia yang timbul adalah:
1.      Nafsu makan menurun (biasanya penderita DM mempunyai nafsu makan yang besar)
2.      Haus, minum banyak, kencing banyak
3.      Kemudian disusul rasa mual, muntah nafas penderita menjadi sesak serta berbau aseton
4.      Sering disertai panas badan karena biasanya ada infeksi.
 C.           Hipertensi
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah di atas normal yang sering merupakan gejala yang menyertai beberapa penyakit jantung, ginjal dan ketidakseimbangan hormon, tekanan dara > 140/90 mg/hg
 D.          Katarak
Penyakit DM dapat menyebabkan lensa mata menjadi keruh ( tanpak putih) dan penderita mengeluh kabutr, lensa yang keruh disebut katarak.Bila katarak sudah masak, perlu dioperasi jenis operasi ini adalah operasi ringan. Tanpa dioperasi, katarak yang sudah masak tidak akan dapat sembuh dan akan terus mengganggu penglihatan.
 E.           Lever
Penderita DM yang tidak dirawat dengan baik, akan mengalami penyakit lever akibat dari DM. Bila keadaan belum parah dan dirawat dengan baik, penyakit diabetik akan sembuh kembali. Bila penderita penyakit hati dan DM bersamaan penderita tetap tidak boleh minum glukosa atau yang manis tetapi dalam diitnya harus mengandung lebih banyak kalori dan protein seperti yang ada dalam diit B1. Merupakan anggapan yang keliru jika penderita DM disertai Lever karena akibat kekurangan glukosa tetapi :
1.      Penderita DM tetap tidak boleh minum glukosa meskipun juga mempunyai penyakit hepatitis
2.      Penderita DM mudah terkena penyakit hati karena diabetes tidak dirawat dengan baik
F.            Angiopati Diabeti
Angiopati diabetik adalah penyempitan pembuluh darah pada penderita DM. Angiopati diabetik pada pembuluh darah besar atau sedang disebut Makro angiopati diabetik. Sedangkan angiopati diabetik pada pembuluh darah kapiler disebut mikro angiopati diabetik. Misal pada retina mata (Retinopatoi Diabetik) dan ginjal (Nefropati Diabetik). Komplikasi pembuluh darah pada DM atau Angiopati Diabetik dapat dihindari jika penyakit tersebut selalu dirawat dengan baik.
G.          Gangren Diabetik
Gangren diabetik yaitu luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk. Tindakan preventif untuk menghindari timbulnya gangren diabetik selain perawatan DM juga menghindari luka pada kaki bagian bawah mata kaki, dengan jalan:
1.    Kaki jangan sampai lecet, hati-hatilah dengan sepatu, potong kuku, terantuk sesuatu.
2.    Selalu pakai pelindung kaki agar tidak terkena trauma.

    V.      Anjuran
A.          Pengobatan DM
1.      Diit saja
2.      Diit + latihan jasmani
3.      Diit + obat anti diabetes oral
4.      Diit + insulin
 B.           Konsultasi Gizi
Konsultasi gizi dilakukan secara sederhana, berulang-ulang, jelas dan sesuai tersedianya bahan makanan serta keadaan sosial ekonomi. Konsultasi gizi dilakukan oleh tenaga ahli dan terampil dalam dietetika dan komunikasi. Komponen yang penting dalam perencanaan penyuluhan/ konsultasi gizi adalah:
1.  Fase pemula atau “survival” dengan cara diberi petunjuk makanan secar sederhana untuk perorangan dengan dasar makanan seimbang.
2.  Fase yang lebih mendalam dengan belajar membuat keputusan, seperti tujuan dari prinsip pengaturan makanan, penggunaan daftar makanan penukar.
3.      Pendekatan secara tim dengan tujuan hasilnya akan lebih memuaskan.
4.     Individualisasi diit, seperti pengaturan makanan, pola makanan, kenbiasaan hidup tersedianya bahan makanan didaerahnya yang dapat diperoleh dengan melakukan anamnesa.
C.           Olahraga
Olahraga bertujuan untuk meningkatkan penggunaan glukosa dalam jaringan perifer pada pasien diabetes yang terkontrol hingga kadar gula dapat menjadi turun. Tetapi pada pasien DM dengan kadar gula terlalu tinggi dan bila ada ketonemia, olahraga justru akan meninggikan kadar gula darah.
 D.         Medikamentosa
Prinsip pemberian terapi diabetes melalui obat ada 2, yaitu:
1.  Obat anti diabetes berupa tablet yang berfungsi untuk merangsang kelenjar pankreas untuk mensekresi insulin.
2.   Suntikan insulin, pasien yang mendapat pengobatan insulin, waktu makannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulin.

Refferensi :
1.       Pelatihan Promosi Gizi Seimbang Keluarga Bapelkes Yogyakarta.2006
2.       Berbagai sumber

Kamis, 29 Desember 2011

ASI EKSKLUSIF DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK

       
A.     PENDAHULUAN
Salah satu target dalam MDGs yang juga diadopsi negara kita dan sebagai target program pembangunan kesehatan tahun 2010—2015 adalah menurunkan angka kematian bayi. Adapun sasaran strategisnya menurunkan angka kematian bayi dari 34 tahun 2010 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah, salah satunya mengkampanyekan pemberian ASI eksklusif. Di Indonesia, hanya 40% bayi yang diberikan ASI eksklusif. Rendahnya pemberian ASI eksklusif ini banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya memberikan ASI, gencarnya promosi susu formula, kurangnya kesadaran dari ibu menyusui dan kesadaran serta kepedulian tenaga kesehatan dalam mensosialisasikanya.
Menurut laporan The World health Report tahun 2005, setiap Enam menit  Satu bayi Indonesia di bawah usia 28 hari meninggal dunia. Pada laporan yang sama tingkat dunia setiap hari 430 balita meninggal, apabila di kalkulasi maka setiap 2,5 menit, Satu balita meninggal dunia. Masih menurut penelitian, angka kematian bayi baru lahir bisa ditekan 22% jika diberi ASI selama Enam bulan, jika bayi diberi sampai 11 bulan angka kematian dapat ditekan  sampai 13%, apabila dilanjutkan sampai umur Dua tahun dapat diturunkan lagi 6% angka kematian. Totalnya 41% kematian balita dapat ditekan jika ASI diberikan sampai umur Dua tahun.
Bahkan menurut Dr. Utami Rusli, Sp.A dari Indonesian Breasfeeding Center menghitung, andai dalam Satu tahun  selama Enam bulan bayi diberikan ASI eksklusif saja, maka 18.03 triliyun dana pemerintah dapat dihemat. Artinya bahwa manfaat Pemberian Asi tidak hanya pada seputar kesehatan saja, namun berpengaruh pada ekonomi, pendidikan dan pembangunan juga.
Tulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi para tenaga kesehatan dan utamanya ibu menyusui untuk lebih peduli dengan bayi dan balitanya karena mereka adalah generasi harapan bangsa.

B.     PENGERTIAN
1.      Asi Eksklusif
Adalah hanya memberikan ASI segera (± 30 menit setelah bayi lahir) sampai bayi berumur 6 bulan dan berikan kolustrum.
2.      Kolostrum
Adalah ASI yang keluar pertama kali setaelah bayi lahir,warna kekuning-kuningan lebi kental dari ASI biasa,mengandung banyak Vitamin A, Protein dan Zat kekebalan yang penting bagi bayi.

B.  KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
1.   Aspek Gizi.
a. Manfaat Kolostrum
·  Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
·  Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
·  Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
·  Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
 b.      Komposisi ASI
·  ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
·  ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
·  Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
c.   Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
·  Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
·  Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA  dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2.   Aspek Imunologik
a.       ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
b.      Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
c.       Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat  zat besi di saluran pencernaan.
d.      Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
e.     Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi  saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
f.    Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3.   Aspek Psikologik
a.    Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
b.     Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
c.  Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4.   Aspek Kecerdasan
a.   Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
b.   Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5.   Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6.   Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7.   Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

C.  ALASAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
1.      Gizi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayi
2.      Pencernaan bayi belum mampu mencerna selain ASI
3.      Mencegah timbulnya alergi pada anak.
4.      Kesempatan utama menjalin kasih sayang ibu dan anak.
5.      Penting untuk dasar perkembangan fisik dan mental anak.
6.      Pemberian makanan lain dapat mengurangi produksi ASI.
7.      Menunda Kehamilan.

D.  KERUGIAN BILA TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF
1.      Bagi Ibu tidak ekonomis dan tidak praktis
2.      Bagi Bayi:
a.       Bayi tidak memperole zat kekebalan yang ada pada ASI, dengan demikian dapat meningkatkan resiko infeksi.
b.     Ancaman kekurangan gizi, apabila diberikan tidak sesuai dengan ketetuan petunjuk penggunaan PASI
c.      Ancaman kegemukan, apabila diberikan secara berlebihan.
d.     Lebih mudah terserang diare dan alergi
e.     Pertumbuhan mulut,rahang dan gigi tidak baik.
f.      Mengurangi hubungan kasih sayang ibu dan anak yang dapat menghambat perkembangan mental selanjutnya.

E.   MANAJEMEN LAKTASI
1.      Pada masa kehamilan(antenatal)
a.       Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI.
b.      Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan puting susu.
c.       Memperhatikan gizi/makanan ditanbah mulai kehamilan trimester II sebanyak 1 1/3 porsi dari makanan pada saat tidak hamil.
d.      Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan.
2.      Pada masa segera setelah persalinan (perinatal)
a.       Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukan cara menyusui yang baik.
b.      Membantu terjadi kontak langsung antara ibu dan bayi sedini mungkin.
c.       Melakukan pelayanan Rawat Gabung antar ibu dan bayi selama 24 jam.
d.  Ibu nifas diberikan Vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan.
3.      Pada masa menyusui selanjutnya ( postnatal)
a.    Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
b.  Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui. Ibu menyusui perlu 1 ½ kali lebih banyak dari biasa minum minimal 8 gelas sehari.
c.     Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindari kelelahan fisik agar produksi ASI tidak terhambat.
d.  Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
e.       Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas /petugas kesehatan apabila ada permasalahan menyusui.
f.        Menghubungi kelompok pendukung ASI (KP-ASI) terdekat untuk menimba pengalaman.
g.       Memperhatikan gizi/makanan anak terutama mulai bayi usia 6 bulan berikan MP-ASI.

F.   CATATAN PENTING UNTUK IBU MENYUSUI
1.      Air susu ibu adalah makanan terbaik untuk anak. Susuila anak anda sampai dengan umur 2 tahun.
2.      Susuilah setiap kali anak merasa lapar (menangis)
3.      Susuilah dari susu kanan dan kiri bergantian.
4.      ASI yang keluar pada hari pertama, jangan dibuang karena menjadikan anak lebih tahan terhadap penyakit.
5.      Sampai dengan usia 6 bulan , tidak perlu diberi pisang, bubur, atau makanan lunak lainnya.
6.      Agar ASI cukup ibu harus mengikuti petunjuk makan bagi ibu menyusui.
7.      Asal ibunya sehat, dan mengikuti petunjuk makan bagi ibu menyusui, ASI saja cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan.

G.    SEPULUH LANGKAH MENUJU SAYANG BAYI
      Untuk Masyarakat Umum
1.      Meminta hak untuk mendapatkan pelayanan inisiasi menyusu dini ketika persalinan
2.      Meminta hak untuk tidak memberikan asupan apaun selain ASI pada bayi baru lahir
3.      Meminta hak untuk bayi tidak ditempatkan terpisah dari ibunya
4.      Melaporkan pelanggaran-pelanggaran kode etik WHO terhadap pemasaran pengganti ASI
5.      Mendukung ibu menyusui dengan membuat tempat kerja yang memiliki fasilitas ruang menyusui
6.      Menciptakan kesempatan agar ibu dapat memerah ASI dan atau menyusui bayinya di tempat kerja
7.      Mendukung ibu untuk memberikan ASI kapanpun dan dimanapun
8.      menghormati ibu menyusui di tempat umum
9.      Memantau pemberian ASI di lingkungan sekitarnya
10. Memilih fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang menjalankan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (10 LMKM)
     
 Daftar Pustaka :
 Hamilton. P. M. 1995. Alih Bahasa Yasmin Asih N.L.G ”Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas” . Ed.6. Jakarta :EGC
JNPKR. 2010. ”Dalam Paket Klinik Asuhan Persalinan Normal”. Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2010. ” Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi”. Dalam Interaksi. Pusat Promkes Ed. 2. Jakarta
Kemenkes RI. 2009. ’ASI Menurunkan Angka Kematian Bayi”. Dalam Mediakom. Pusat Komunikasi Publik. Ed.XIX. Jakarta
.Kemenkes RI. 2009. ’Pekan ASI Sedunia”. Dalam Mediakom. Pusat Komunikasi Publik Ed.XIX. Jakarta
Prawirohartono. E. P. 2000. ”Memantapkan Kembali Pandangan Tentang Pentingnya ASI”. Dalam Gizi Kita. Ed.I. Jogjakarta : Dinkes Prop. DIY
Rumiyaningsih dkk. 2006.  ”ASI Eksklusif”. Modul Diskusi pada Pelatihan Promosi Gizi Seimbang.  diselenggarakan oleh Kanwil. Dinkes. Prop. DIY