Kamis, 29 Desember 2011

ASI EKSKLUSIF DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK

       
A.     PENDAHULUAN
Salah satu target dalam MDGs yang juga diadopsi negara kita dan sebagai target program pembangunan kesehatan tahun 2010—2015 adalah menurunkan angka kematian bayi. Adapun sasaran strategisnya menurunkan angka kematian bayi dari 34 tahun 2010 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah, salah satunya mengkampanyekan pemberian ASI eksklusif. Di Indonesia, hanya 40% bayi yang diberikan ASI eksklusif. Rendahnya pemberian ASI eksklusif ini banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya memberikan ASI, gencarnya promosi susu formula, kurangnya kesadaran dari ibu menyusui dan kesadaran serta kepedulian tenaga kesehatan dalam mensosialisasikanya.
Menurut laporan The World health Report tahun 2005, setiap Enam menit  Satu bayi Indonesia di bawah usia 28 hari meninggal dunia. Pada laporan yang sama tingkat dunia setiap hari 430 balita meninggal, apabila di kalkulasi maka setiap 2,5 menit, Satu balita meninggal dunia. Masih menurut penelitian, angka kematian bayi baru lahir bisa ditekan 22% jika diberi ASI selama Enam bulan, jika bayi diberi sampai 11 bulan angka kematian dapat ditekan  sampai 13%, apabila dilanjutkan sampai umur Dua tahun dapat diturunkan lagi 6% angka kematian. Totalnya 41% kematian balita dapat ditekan jika ASI diberikan sampai umur Dua tahun.
Bahkan menurut Dr. Utami Rusli, Sp.A dari Indonesian Breasfeeding Center menghitung, andai dalam Satu tahun  selama Enam bulan bayi diberikan ASI eksklusif saja, maka 18.03 triliyun dana pemerintah dapat dihemat. Artinya bahwa manfaat Pemberian Asi tidak hanya pada seputar kesehatan saja, namun berpengaruh pada ekonomi, pendidikan dan pembangunan juga.
Tulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi para tenaga kesehatan dan utamanya ibu menyusui untuk lebih peduli dengan bayi dan balitanya karena mereka adalah generasi harapan bangsa.

B.     PENGERTIAN
1.      Asi Eksklusif
Adalah hanya memberikan ASI segera (± 30 menit setelah bayi lahir) sampai bayi berumur 6 bulan dan berikan kolustrum.
2.      Kolostrum
Adalah ASI yang keluar pertama kali setaelah bayi lahir,warna kekuning-kuningan lebi kental dari ASI biasa,mengandung banyak Vitamin A, Protein dan Zat kekebalan yang penting bagi bayi.

B.  KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
1.   Aspek Gizi.
a. Manfaat Kolostrum
·  Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
·  Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
·  Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
·  Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
 b.      Komposisi ASI
·  ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
·  ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
·  Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
c.   Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
·  Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
·  Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA  dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2.   Aspek Imunologik
a.       ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
b.      Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
c.       Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat  zat besi di saluran pencernaan.
d.      Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
e.     Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi  saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
f.    Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3.   Aspek Psikologik
a.    Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
b.     Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
c.  Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4.   Aspek Kecerdasan
a.   Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
b.   Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5.   Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6.   Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7.   Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

C.  ALASAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
1.      Gizi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayi
2.      Pencernaan bayi belum mampu mencerna selain ASI
3.      Mencegah timbulnya alergi pada anak.
4.      Kesempatan utama menjalin kasih sayang ibu dan anak.
5.      Penting untuk dasar perkembangan fisik dan mental anak.
6.      Pemberian makanan lain dapat mengurangi produksi ASI.
7.      Menunda Kehamilan.

D.  KERUGIAN BILA TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF
1.      Bagi Ibu tidak ekonomis dan tidak praktis
2.      Bagi Bayi:
a.       Bayi tidak memperole zat kekebalan yang ada pada ASI, dengan demikian dapat meningkatkan resiko infeksi.
b.     Ancaman kekurangan gizi, apabila diberikan tidak sesuai dengan ketetuan petunjuk penggunaan PASI
c.      Ancaman kegemukan, apabila diberikan secara berlebihan.
d.     Lebih mudah terserang diare dan alergi
e.     Pertumbuhan mulut,rahang dan gigi tidak baik.
f.      Mengurangi hubungan kasih sayang ibu dan anak yang dapat menghambat perkembangan mental selanjutnya.

E.   MANAJEMEN LAKTASI
1.      Pada masa kehamilan(antenatal)
a.       Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI.
b.      Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan puting susu.
c.       Memperhatikan gizi/makanan ditanbah mulai kehamilan trimester II sebanyak 1 1/3 porsi dari makanan pada saat tidak hamil.
d.      Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan.
2.      Pada masa segera setelah persalinan (perinatal)
a.       Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukan cara menyusui yang baik.
b.      Membantu terjadi kontak langsung antara ibu dan bayi sedini mungkin.
c.       Melakukan pelayanan Rawat Gabung antar ibu dan bayi selama 24 jam.
d.  Ibu nifas diberikan Vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan.
3.      Pada masa menyusui selanjutnya ( postnatal)
a.    Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
b.  Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui. Ibu menyusui perlu 1 ½ kali lebih banyak dari biasa minum minimal 8 gelas sehari.
c.     Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindari kelelahan fisik agar produksi ASI tidak terhambat.
d.  Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
e.       Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas /petugas kesehatan apabila ada permasalahan menyusui.
f.        Menghubungi kelompok pendukung ASI (KP-ASI) terdekat untuk menimba pengalaman.
g.       Memperhatikan gizi/makanan anak terutama mulai bayi usia 6 bulan berikan MP-ASI.

F.   CATATAN PENTING UNTUK IBU MENYUSUI
1.      Air susu ibu adalah makanan terbaik untuk anak. Susuila anak anda sampai dengan umur 2 tahun.
2.      Susuilah setiap kali anak merasa lapar (menangis)
3.      Susuilah dari susu kanan dan kiri bergantian.
4.      ASI yang keluar pada hari pertama, jangan dibuang karena menjadikan anak lebih tahan terhadap penyakit.
5.      Sampai dengan usia 6 bulan , tidak perlu diberi pisang, bubur, atau makanan lunak lainnya.
6.      Agar ASI cukup ibu harus mengikuti petunjuk makan bagi ibu menyusui.
7.      Asal ibunya sehat, dan mengikuti petunjuk makan bagi ibu menyusui, ASI saja cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan.

G.    SEPULUH LANGKAH MENUJU SAYANG BAYI
      Untuk Masyarakat Umum
1.      Meminta hak untuk mendapatkan pelayanan inisiasi menyusu dini ketika persalinan
2.      Meminta hak untuk tidak memberikan asupan apaun selain ASI pada bayi baru lahir
3.      Meminta hak untuk bayi tidak ditempatkan terpisah dari ibunya
4.      Melaporkan pelanggaran-pelanggaran kode etik WHO terhadap pemasaran pengganti ASI
5.      Mendukung ibu menyusui dengan membuat tempat kerja yang memiliki fasilitas ruang menyusui
6.      Menciptakan kesempatan agar ibu dapat memerah ASI dan atau menyusui bayinya di tempat kerja
7.      Mendukung ibu untuk memberikan ASI kapanpun dan dimanapun
8.      menghormati ibu menyusui di tempat umum
9.      Memantau pemberian ASI di lingkungan sekitarnya
10. Memilih fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang menjalankan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (10 LMKM)
     
 Daftar Pustaka :
 Hamilton. P. M. 1995. Alih Bahasa Yasmin Asih N.L.G ”Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas” . Ed.6. Jakarta :EGC
JNPKR. 2010. ”Dalam Paket Klinik Asuhan Persalinan Normal”. Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2010. ” Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi”. Dalam Interaksi. Pusat Promkes Ed. 2. Jakarta
Kemenkes RI. 2009. ’ASI Menurunkan Angka Kematian Bayi”. Dalam Mediakom. Pusat Komunikasi Publik. Ed.XIX. Jakarta
.Kemenkes RI. 2009. ’Pekan ASI Sedunia”. Dalam Mediakom. Pusat Komunikasi Publik Ed.XIX. Jakarta
Prawirohartono. E. P. 2000. ”Memantapkan Kembali Pandangan Tentang Pentingnya ASI”. Dalam Gizi Kita. Ed.I. Jogjakarta : Dinkes Prop. DIY
Rumiyaningsih dkk. 2006.  ”ASI Eksklusif”. Modul Diskusi pada Pelatihan Promosi Gizi Seimbang.  diselenggarakan oleh Kanwil. Dinkes. Prop. DIY