Rabu, 28 Desember 2011

EPIDEMIOLOGI KASUS DEMAM CHIKUNGUNYA


A.  Riwayat Penyakit
Demam Chikungunya merupakan suatu syndrome mirip Dengue yang jinak. Istilah Chikungunya berasal dari bahasa Swahili Afrika Timur yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur tubuh penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (athralgia). Nyeri sendi terutama terjadi pada lutut, tulang belakang, serta persendian tangan dan kaki.
Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952. di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. kemudian tahun 1980 berjangkit di Kuala Tungkal Jambi. Tahun 1993 merebab di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 KLB Chikungunya terjadi di Muara Enim dan Aceh dan disusul Bogor, Purworejo dan Klaten, Yogyakarta dan di  Bantul tahun 2002 – 2003.

B.  Gejala Penyakit
Gejalanya seperti pada infeksi virus umumnya adalah demam mendadak, kadang menggigil, nyeri sendi terutama sendi siku, lutut, pergelangan, jari-jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit terutama di badan dan lengan. Gejala lain yang dapat dijumpai adalah sakit perut, mual, muntah, nyeri otot, sakit kepala, kemerahan pada conjunctiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, dan kadang-kadang disertai dengan gatal pada ruam. Meski gejalanya mirip dengan DBD namun pada demam Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (Syok) maupun kematian.
Manifestasi penyakit berlangsung 3 – 10 hari. Penyakit ini termasuk Self Limiting disease alias akan sembuh sendiri. Namun rasa nyeri masih akan terasa dalam beberapa minggu atau bulan.

C.  Penyebab
Adalah Virus Chikungunya (Virus Chik) yang termasuk dalam kelompok Alphavirus, famili Togaviridae.

D.  Vektor Yang Menularkan
Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang juga merupakan penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus Chik yang terhisap nyamuk akan dipindahkkan ke orang lain bersama air liurnya saat menggigit.

E.   Faktor Yang Mempengaruhi
Demam Chik terutama dijumpai di daerah tropis dan sering menyebabkan epidemi dalam interval tertentu (5 – 10 tahun). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya Demam Chik antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat, kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim hujan.

F.   Siapa Saja Yang Dapat Terkena?
Semua orang dapat tetular, mulai dari anak-anak sampai dewasa, laki-laki dan perempuan baik kaya maupun miskin.

G.  Kapan Terjadinya?
Kapan saja, namun terutama pada musim penghujan. Karena banyaknya benda-benda di luar rumah yang terisi air hujan dan dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti. Tempat-tempat yang memungkinkan berkembangnya nyamuk penular seperti tempat-tempat penampungan air (TPA) (misalnya : bak mandi, bak WC, drum, tempayan, ember) dan Non TPA (misalnya: ban bekas, dan barang-barang bekas lainnya yang dapat menampung air hujan, talang, vas bunga, tempat minum burung piaraan, kolam serta habitat alamiah (misalnya potongan/ tonggak bambu, tempurung kelapa dan pelepah daun).

H.  Cara Penularan
Penularan Demam Chik terjadi bila penderita (dalam keadaan Viremia) digigit oleh nyamuk penular kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain, maka orang lain tersebut akan tetular. Biasanya tidak terjadi penularan dari orang ke orang. Penyakit ini biasanya akan berlangsung selama beberapa hari kemudian sembuh sendiri dengan masa inkubasai antara 1 – 12 hari (umumnya 2 – 4 hari).

I.    Pencegahan
1.      Perorangan
Jangan biarkan jentik-jentik nyamuk berkembang biak. Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dengan melakukan ”3 M” yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur pada TPA dan non TPA serta habitat alamiah secara teratur setiap minggu atau menaburkan larvasida (Abate) serta memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah/cethul). Sedapat mungkin lindungi diri dari gigitan nyamuk terutama pada siang hari, misalnya dengan menggunakan obat gosok (repellant), pemakaian kelambu dan pemasangan kawat kasa nyamuk di rumah.
2.      Kelompok/Masyarakat
Secara bersama-sama bergotong-royong membersihkan lingkungan dari tempat-tempat perkembanganbiakan nyamuk penular.

J.   Pemeriksaan Laboratorium
Untuk saat ini konfirmasi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan sampel serum penderita Demam Chik dapat dilakukan di Balitbangkes, Depkes RI dengan Metode ELISA dan PCR termasuk pemeriksaan isolasi virus dari sampel nyamuk dewasa. Diharapkan pemeriksaan ELISA dapat dikerjakan di empat BLK sentinel di seluruh Indonesia.

 K.  Pengobatan
Seperti halnya penyakit DBD obat terhadap virus penyebabnya belum ada termasuk untuk Demam Chik ini. Obat yang diberikan hanya bersifat simptomatis, misalnya obat penurun panas atau anti sakit (non aspirin analgetik), minum yang banyak serta istirahat cukup. Merujuk penderita ke Puskesmas atau Rumah sakit bila ditemukan tanda-tanda kedaruratan.

L.   Penanggulangan
Kegiatan penanggulangan (dalam keadaan KLB) antara lain Pengobatan Penderita, Penyelidikan Epidemiologi, Pemeriksaan Jentik, Pengambilan dan Pengiriman Sampel Serum Penderita, Pemberantasan Sarang Nyamuk ( 3 M, larvasiding, ikanisasi), Fogging (bila diperlukan), Penyuluhan Kesehatan serta Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor terutama dalam hal penggerakan masyarakat.
 
 Daftar Pustaka :
Depkes RI. 2004. ”Buku Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa”. Dirjen P2M.-PL. Jakarta
Oktafianto. D. 2010. blogspot.com/2010/07/demam-chikungunya—chik.html. diakses 24 Desember 2011
Sobatsehat.com/2010/04/01mengenal-penyakit-chikungunya-pencegahan-dan-pengobatanya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar